24 April, 2011

dosa yang lebih besar dari berzina dan membunuh.

Pada suatu senja yang lenggang,terlihat seorang wanita berjalan
terhuyung-hayung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada
dalam dukacita yang mencekam.

Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya tanpa hias muka atau
perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan
roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang telah
meroyak hidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka
terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu
berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala
ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan
berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya
Nabi Musa a.s. terkejut.."Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.

Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina". Kepala
Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari
perzinaan itu saya pun...lantas hamil. Setelah anak itu lahir,langsung
saya... cekik lehernya sampai... mati," ucap wanita itu seraya menangis
sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia
mengherdik, "Perempuan bejad, pergi kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak
jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa
sambil memalingkan mata
kerana jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu hancur luluh
segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam
rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana
lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mahu dibawa kemana lagi kaki-kakinya
Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal
menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat
perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi
Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,"Mengapa engkau menolak seorang
wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang
lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih
besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan
penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih
besar daripada perempuan yang nista itu?" "! Ada !" jawab Jibril dengan
tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran."Orang yang meninggalkan
solat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari
pada seribu kali berzina".

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk
menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa
menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa
penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak
wajib dan tidak perlu atas dirinya. Bererti ia seakan-akan menganggap remeh
perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk
mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertaubat dan menyesali
dosanya dengan sungguh-sungguh bererti masih mempunyai iman di dadanya dan
yakin bahwa Allah itu ada, di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya
Tuhan pasti mahu menerima kedatangannya.

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan solat lebih besar
dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70
nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah. Dalam hadis yang lain
disebutkan bahwa orang yang meninggalkan solat sehingga terlewat waktu,
kemudian ia mengqadanya, maka ia akan
disiksa dalam neraka selama satu huqub
. Satu huqub adalah lapan puluh tahun
Satu tahun
terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakhirat
perbandingannya adalah
seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis Nabi,
mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan
kewajiban solat dengan istiqomah.

Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubuilaiik.